Lagu Batak

Tentang : Artis, Pencipta, Musisi, Produser, Penikmat, Syair

Archive for January 2009

Uju Di Ngoluhon Ma Nian

with 18 comments

Hamu anakkon hu, (Hai kamu anak anak ku)
Tampukni pusu-pusuki (semua buah hatiku)
Pasabarma amang, (bersabar lah kalian anakku)
Pasabarma boru (bersabarlah hai putriku)
Laho pature-ture au. (untuk merawat aku)

Nungnga matua au (saya sudah sangat tua)
Jala sitogu togu on i (harus dipapah kesana kemari)
Sulangon mangan ahu, (makan pun harus disuapin)
Siparidion au (harus dimandikan (krn tidak bisa mandi sendiri))
Alani parsahitokki. (disebabkan penyakitku ini)

Reff
Somarlapatan marende, margondang, marembas hamu (tiada ada artinya pesta dan tari tarian kalian)
Molo dung mate au. (kalau saya sudah meninggal)
Somarlapatan nauli, na denggan, patupaon mu (tiada arti kebaikan yang kalian berikan padaku)
Molo dung mate au. (kalau saya sudah meninggal)

Uju di ngolukkon ma nian (pada saat aku hidup begini lah)
Tupa ma bahen akka nadenggan (kalian tawarkan itu padaku)
Asa tarida sasude (supaya nyata kelihatan)
Holong ni rohami, namarnatua-tua i (kasih dan sayang kalian terhadap orang tua)

Note :
kembali satu lagu yang sangat menggugah untuk didengar dan disimak, dalam era modernisasi, karena banyak pihak yang merasa dirinya berhasil dalam kehidupan sehari hari, lupa dan tidak memperdulikan orang tua yang telah dirundung sakit penyakit karena sudah tua, namun tiba saat orang tua sudah meninggal, anak anaknya membuat pesta besar untuk maksud “menghormati” orang tua.

namun lagu ini cukup ironis juga, karena setelah tercipta sekitar tahun 2005 sang pencipta Daniel Siahaan belum sempat melihat bagaimana lagu ini sangat digemari orang batak, dia telah meniggal pada tahun 2006 karena sakit.

lagu ini dipopulerkan oleh Putri Silitonga (penyanyi wanita solois) yang mempunyai harapan menjadi salah satu penyanyi pujaan batak, dan kemudian pertengahan tahun 2008 kembali trio century membawakannya dengan formasi trio.

hm………… uju dingolu hon ma nian……..

Written by lagubatak

January 31, 2009 at 12:19 pm

Trio Axido

leave a comment »

Percayakah Anda, dalam dunia tarik suara/menyanyi disamping kemampuan olah vocal dan kekompakan dalam bergroup, ada faktor lain yang cukup dipertimbangkan untuk dikenal dan dikenang orang terutama fans masing masing.

Trio Axido memiliki banyak faktor tersebut, disamping mereka piawai dan saling bertanggung jawab atas vocal masing masing, ketiga personil ini sepertinya mempunyai “aura” hidup sebagai entertainer sejati. Itu sangat kelihatan jelas jika mereka menaiki panggung untuk bernyanyi.
Sebagai contoh, dalam panggung yang sama sebelumnya kita telah melihat dan mendengar penyanyi lain menyanyikan beberapa lagu dan kita anggap penyanyi tersebut telah memuaskan pendengaran dan penghilatan kita, namun jika trio ini tampil kembali setelah penyanyi yang kita sebut bagus tadi, maka kita akan dapat dengan cepat mengatakan bahwa sebenarnya “penyanyi yang tadi masih kurang baik dibanding dengan mereka ini”.

Personil Trio Axido : Willy Silalahi, Tony Simarmata dan Joel Simorangkir, khusus nama yang terakhir sering berkarir sebagai solois.

Entah mengapa, Trio ini tidak dapat bertahan lama dan hampir dipastikan para penggemarnya tidak akan melihat penampilan mereka lagi dalam nama Trio Axido. Padahal saya adalah termasuk yang begitu tergila gila pada penampilan mereka.

Bermula pada awal tahun 90an, pada saat lagu batak adalah suatu hal yang langka untuk dinikmati, ke 3 lelaki tampan dan necis ini membentuk group dengan nama “axido”, sinonim dari “perlente” menurut Lans Hutabarat sang pencipta lagu batak handal saat itu yang membidani terbentuknya group ini untuk muncul di kancah lagu batak bertaraf nasional, memang mereka mempunyai gaya dan type yang betul betul entertainer. Ketiga personil ini sebelumnya telah sama sama memiliki group sendiri sebelum membentuk Trio Axido. Joel Simorangkir adalah salah satu dari personil Taruli Trio, Willy Silalahi adalah sebelumnya personil The Frienship bersama Erick Silitonga, dan Tony Simarmata sudah banyak melanglang buana pada acara acara vocal group batak.

Kehadiran mereka sangat disambut gembira oleh pencinta musik batak, nama Trio Axido dengan cepat melejit setelah mereka berhasil membawakan lagu “Asa Sombu Roham” karya cipta Lans Hutabarat, sampai sekarang lagu itu masih tetap diminati para kaum muda batak dalam bentuk kaset & vcd, dan seolah olah lagu itu sebagai tolok ukur untuk menjadi seorang penyanyi trio batak, apabila salah satu penyanyi trio bisa membawakan lagu tersebut dengan baik, maka mereka sudah layak disebut sebagai trio yang eksis. Dahulu album ini diproduksi oleh Romora Records.

Kemudian beberapa tahun berselang, salah satu produser berlabel Yosepha Record tertarik untuk memasukkan mereka ke dapur rekaman dengan membawa lagu “diparsobanan” ciptaan Daulat Manurung, tentu saja lagu ini menjadi salah satu lagu wajib di beberapa festival setelah Trio Axido membawakannya, namun apa daya, dimana ada gula disitu mungkin ada semut. Kesuksesan trio ini membawakan lagu diparsobanan membuat sang pencipta merasa “risih” dan ingin berbagi hasil secara finansial atas kepopuleran lagu tersebut, maka terjadi suatu sengketa yang seharusnya tidak perlu terjadi, sang pencipta menuntut produser dengan alasan bahwa hak cipta lagu tersebut belum dibayarkan kepadanya, namun menurut produser bahwa dia tidak akan mungkin mengeluarkan album tersebut apabila hak cipta lagu belum terbayar. Ini merupakan momok bagi para produser, apabila produksinya berhasil menarik pusat perhatian pasar, maka situasi itu sangat rentan dengan masalah masalah yang akan dihadapi. Itulah salah satu alasan mengapa para penggemar tidak pernah mendengar lagi lagu tersebut berada dipasaran. Karena produser serta merta menghentikan penggandaan kasetnya walaupun perjalanan masih akan panjang, ironis!!

Setelah album tersebut, beberapa produser lain diantara takut atau getir, mencoba lagi untuk merekam Trio Axido, namun sayang kehadiran mereka saat ini mempunyai kesulitan ganda. Disamping mereka akan memperhitungkan trio trio pendatang baru yang lebih “fresh” dan lagu lagu yang mereka bawakan belum lah mampu untuk menarik perhatian seperti album mereka terdahulu. Lagu Sayang ciptaan Mangara T. Manik salah satu lagu yang betul betul sangat ketat persaingannya dipasaran dengan kehadiran beberapa trio baru dan kehadiran Trio Ambisi pada saat itu.

Tahun 2001 salah satu personil Trio ini yakni Willy Silalahi, hijrah untuk niat merantau ke negara paman sam (amerika), menurut pengamatan banyak pihak, inilah cikal bakal terbenamnya nama Trio Axido, setelah ditinggal oleh Willy Silalahi, dua personil lainnya harus tetap mempertahankan karir masing masing didunia musik batak, maka dengan alasan yang sangat berat, mereka mencoba untuk membentuk Trio baru dengan nama “Aksidos”, nama yang mirip tanpa menghilangkan arti secara harfiah dan panggilan, kali ini mereka harus merubah formasi suara, yang tadinya posisi suara satu diisi oleh Willy Silalahi, giliran dalam Trio Aksidos harus mempercayakannya kepada Tony Simarmata, banyak pihak yang kecewa, power vocal yang dimiliki oleh Willy Silalahi bukan tandingan Tony Simarmata yang biasanya mengisi suara dua. Namun Trio Aksidos tetap eksis membawakan lagu batak dan pop nasional (indonesia) kenangan juga.

Puncak pertikaian terjadi pada tahun 2006, setelah lama memendam perasaan (setelah pulang dari negara paman sam), Willy Silalahi menyangka bahwa rekannya menggunakan nama Trio Axido untuk menguntungkan diri sendiri tanpa mengikut sertakannya, tidak ayal memang group ini kerap diundang oleh sang “the good father” (sorry to say that) kota medan Olo Panggabean untuk menghibur diri dan rekan rekan bisnisnya di kota Medan, dan ketiga personil Trio “Aksidos” mendapat hadiah mobil mewah satu persatu disamping honor mereka yang lebih dari cukup ketika mereka ditanggap sang konglomerat itu.

Willy Silalahi mendaftarkan pertikaian ini kepada pengadilan negeri usaha dagang di Jakarta Pusat. beberapa kali mereka mengikuti sidang yang sangat alot dan banyak menarik perhatian para artis batak saat itu, ada yang ingin menyelaraskan agar mereka rujuk kembali dengan membawa nama Trio Axido, namun kedua belah pihak terlanjur terbawa emosional dan malu untuk mengakui kesalahan masing masing.

Demikianlah masalah tersebut diputuskan pengadilan bahwa Willy Silalahi tidak dapat membuktikan pengaduannya untuk layak ditindak lanjuti oleh hakim dan memberinya ganti rugi yang sebelumnya dituntut oleh Willy.

Sekarang, saya pun harus turut prihatin, karena kejadian tersebut saya harus puas mendengar Tony Simarmata pada posisi suara satu, padahal dia adalah salah satu personil suara dua yang kukenal sangat mendekati sempurna, bahkan melampaui kedengungan suara Bunthora Situmorang di Trio Lasidos.

Written by lagubatak

January 30, 2009 at 11:00 am

Posted in Uncategorized

Tagged with , , , ,

Ahama Natau Siingoton Hu

leave a comment »

Ahama natau si ingotonku (apa yang dapat kuingat)
da sian ho ito dahasian (dari mu oh sayang)
arian borngin sai tuma tangis au (siang dan malam aku selalu terisak)
lao mamikkiri pangalahom (memikirkan tindakanmu)
ido na mambaen au gabe mandele (itulah yang membuat aku putus asa)
tu ho ito (terhadap mu)

Molo tung nai nama ujungna (kalaulah memang itu akhirnya)
tumagonanma hita marsirang (lebih baik kita berpisah)
nangpe didokkon ho holong roham tuau (walaupun kau mengatakan kau cinta padaku)
ai dang tu ahai dahasian (tiada lagi artinya)
anggo rohakki ito tung na so muba (kalau hatiku tak akan berubah)
tu ho ito (lagi untuk mu)

Reff.
Boasa dung saonari gabe muba (mengapa sekarang jadi berubah)
dunkkon malala rohakki dibaen ho (setelah hatiku hancur karenamu)
sai hubilang bilangi dirohakku (selalu ku pertimbangkan dalam hati)
tumagonan ma dao au sian ho (lebih baik aku jauh darimu)
dang rokkap ni tondi (mungkin kita bukan jodoh)
naikkon marsirang hita nadua (kita berdua harus berpisah)

Note :
lagu ini sempat menjadi ranking teratas pada karaoke karaoke batak dan mungkin sampai saat ini lagu ini mempunyai kenangan sendiri sendiri.
lagu ini karya cipta dari Abidin Simamora, dinyanyikan dengan sangat baik oleh trio amsisi 2000.

Written by lagubatak

January 30, 2009 at 7:55 am

Posted in Uncategorized

Tagged with , , , ,

Trio Lamtama

leave a comment »

Berakit rakit kehulu, berenang renang ketepian….. bersakit sakit dahulu, senang kemudian.

Tampaknya ungkapan tersebut diatas akan selalu teringat dan sangat akrab dalam ingatan Trio yang satu ini, bayangkan dalam trio yang dimiliki oleh orang batak, hanya merekalah yang dipastikan belum pernah bubar dan ganti pasangan setelah terbentuk sekitar tahun 1995 yang lalu.

Personil Trio Lamtama adalah : Nixon Simanjuntak, Hady Rumapea, Dumanti (Bobby) Sirait.

Asam, manis, asin semua rasa telah mereka lalui demi untuk menyambung niat mereka untuk mendirikan Trio Lamtama, nampaknya nama tersebut sangat cocok yang artinya : “semakin baik”, karena mereka sangat bersabar dan berkeyakinan bahwa mereka akan mendapat giliran untuk mencicipi betapa manisnya ketenaran nama seperti yang pernah dialami oleh artis atris batak sebelumnya.
Mereka berjuang bernyanyi dari panggung ke panggung, cafe ke cafe yang mereka lalui larut malam hingga pagi baru kembali kerumah mereka masing masing.

Mereka mampu menggetarkan perhatian para pencinta musik batak pada saat lagu batak menjadi suatu hal yang sangat langka pada saat itu, pada tahun 2002 artis batak berada pada titik penghasilan yang paling rendah oleh karena ulah para “produser” bajakan yang mampu memporak porandakan pasaran lagu batak, semua lagu batak berada dalam ancaman yang serius, maka artis batak hampir tidak ada “job” untuk masuk dapur rekaman. pada saat itu pulalah Trio Lamtama muncul dengan salah satu lagu yang menjadi legenda, “Unang Bolokkon Tanda Hi” Cipt. Robert Marbun, dimunculkan atas prakarsa produser batak kawakan saat itu Ronald Situmorang.
Pada saat itu sang produser membuat terobosan baru untuk membuat sarana VCD dengan harga ekonomi alias layak dibeli karena harga hampir seimbang dengan harga vcd bajakan, langkah ini diambil untuk menurunkan pergolakan peredaran bajakan, maka hampir dipastikan hanya album Trio Lamtama yang bertengger dipasaran pada saat itu karena trio trio lain bagaikan hidup segan mati tak mau.
Bagi penikmat lagu batak, rasa harus tetap dipuaskan, maka Trio Lamtama satu satunya vcd original yang mampu bertahan dan mudah didapat dipasaran, jadilah dia menjadi “pionir” yang menghiasi vcd player pada rumah rumah orang batak yang pada saat itu juga terjadi boom vcd player harga murah, lengkap lah keberhasilan produser dan penyanyi batak khusus album ini.

Perumpamaan “kenal maka sayang” muncul disanubari seluruh pendengar musik batak saat itu, karena mereka telah terlanjur membeli album Trio Lamtama, dan mungkin mereka sedikit mengamati bagaimana profil para penyanyi ini, dibantu dengan kelenturan vocal Nixson Simanjuntak yang mampu menyelaraskan pekikan suara Dumanti (Bobby) Sirait, dapat menjadi pemuas dahaga pendengar musik batak, tidak ayal lagi mereka cepat akrab dan menjadi tautan hati, jadilah mereka menjadi icon lagu batak versi baru setelah Trio Lasidos “meninggalkan” penggemarnya. sedikit terobati walaupun disadari bahwa mereka belumlah dapat menandingi 50% dari olahan vocal dan kekompakan Trio Lasidos.

Nyaris dari tahun 2003 sampai pada penghujung tahun 2008 Trio Lamtama adalah salah satu acuan para penyanyi penyanyi lagu batak yang ada didaerah yang ada pemukiman batak. Jika Trio Lamtama mengeluarkan album barunya bisa dipastikan oplah 25.000pcs akan tersebar dalam waktu 1 bulan. luar biasa!.
Mereka bermaksud tidak menyia-nyiakan kesempatan, dengan membuat album dengan pop nasional (indonesia), diantaranya adalah lagu yang telah lama dipopulerkan (tahun 80an), mungkin kesempatan ini mereka lakukan untuk mengikuti kesuksesan trio senior yakni Trio Ambisi yang telah lebih dahulu menguasai pasaran pop kenangan Indonesia. namun tidak sepenuhnya pasar dapat dikuasai oleh Trio Lamtama, peredaran lagu pop kenangan mereka tersendat dipasaran.

Anda pernah mendengar lagu Anak Medan?, lagu ini sebenarnya telah dinyanyikan oleh Trio Axido pada tahun 1996 dan dari segi vocal jauh lebih memukau dari yang dibawakan oleh Trio Lamtama, tetapi karena mereka terlanjur memikat penggemar, lagu ini langsung membumbung lurus vertical dan menyebar horizontal keseluruh pelosok tapanuli, bahkan tidak dapat dibendung sampai ke pulau jawa. Lagu anak medan memang bukan merupakan album dari Trio Lamtama, tetapi kompilasi dengan beberapa penyanyi batak dari salah satu produser yang betul betul mengerti dengan selera pasar.

Keberhasilan mereka membawakan lagu Anak Medan menambah pasar yang telah mereka kuasai secara mutlak. Maka dengan mudah album album mereka selanjutnya menjadi bulan bulanan pasar lagu batak. Mereka tidak memberi tempat luang kepada para penyanyi lagu batak trio trio dan produser baru yang terlanjut bagai jamur tumbuh di musim hujan, namum layu satu persatu tanpa bekas setelah sengatan matahari bisnis yang cukup ketat persaingannya.

Awal 2009 Trio Lamtama berniat untuk mempertahankan apa yang dinamakan tahta kerajaan kaset/vcd batak, namum apa daya manis tak selalu menjadi milik sepihak, mereka mencoba mengeluarkan album terbaru dengan judul “ini medan bung”, maksudnya mungkin ingin mendulang emas dengan membawa bawa nama Medan, lacur telah menjadi milik krisis global ekonomi, atau apalah namanya penghambat manusia untuk mengurungkan mendengar kaset/vcd, maka peredarannya tidak begitu sukses, dan beberapa pengamat mengatakan bahwa kehadiran Trio Lamtama kelihatan sudah sangat turun drastis dibanding dengan bagaimana Trio Trio batak lainnya mempertahankan diri dengan para penggemarnya.

horas,
bj

Written by lagubatak

January 29, 2009 at 12:14 pm

Posted in Uncategorized

Tagged with , , ,

Boasa Dung Botari

with 2 comments

Adong huida sada bunga (saya melihat sekuntum bunga)
Rupana tung massai uli (warnanya indah dan sangat menarik)
Sai marhabangan akka loba (banyak kumbang berterbangan diatasnya)
Naeng songgop tu bunga nai (ingin hinggap diatasnya)

Dina laho au naeng mambuat (waktu saya ingin memetik bunga itu)
Huida dang disi bei (tapi kulihat dia tidak ada disana lagi)
Mulak boti au jala marsak (saya kembali dengan tangan hampa)
Pasari sari bungai (memikirkan kemana gerangan bunga itu)
Reff.
Sai huranapi humaliang (saya coba untuk melihat sekeliling)
Mangalului si songoni (untuk mencari bunga itu atau mirip)
Hape dinaso pakkiriman (pada waktu yang tidak dinginkan)
Huida ho di lambuki (ku melihat “kau” disamping ku)

Boasa ia dung botari (mengapa sesudah senja begini)
Pajuppang au dohot ho (aku menemukan kau lagi)
Sian na sogot sai hulului (sejak dulu engkau kucari)
Rokkap ni tondi da ito (jodoh dan tautan hatiku oh sayang)

———————-
Note : terjemahan diatas adalah merupakan artian secara harfiah, saya mencoba mendalami bagaimana pemikiran pencipta waktu menulis lagu ini :
pada saat usia muda, dia melihat seorang gadis yang sangat diidamkannya, beberapa waktu berselang pada saat dia ingin menyampaikan bagaimana inginnya dia memiliki gadis itu, dia tidak menemukan lagi dimana keberadaan gadis itu.
pada waktu usia yang sudah senja, dia melihat lagi kehadiran gadis itu lagi.

## sai hera na adong na hutanda nasongonon bah:-)

Written by lagubatak

January 28, 2009 at 4:59 am

Posted in Uncategorized

Tagged with , ,

Didia Rokkap Hi

leave a comment »

Aha namarsigorgor di roham
Ale inang pangintubu
Unang sai marsak ho
Unang sai tangis ho
Ai aha do hulaning alana
Paboa ma jolo
Tu au anak hon mon

Pos roham
Naoloanku do sude
Tung manang aha didok ho
Unang sai tangis ho
Unang sai marsak ho
Paboa ma jolo
Tu au anak hon mon

Reff.
Mangoli damang nimmu tu au
Dang na so olo au inang
Alai didia rokkap hi
Didia rokkap hi

Nungnga tung loja au
Mangaluluii
Dang jumpang au na hot di au
So pambahenan na humurang
Alai boasa ikkon sirang
Ooooooo

Molo tung sapatama na sorop
Mambaen bogas hi gabe tarborot
Sapata nise on oppung
O mula jadi nabolon

Paboa ma tu au
Paboa ma tu au
Didia rokkap hi
Didia rokkap hi

* sebuah lagu yang indah dan menjadi salah satu introspeksi bagi seseorang jika sampai pada saat usia yang relatif dewasa belum juga menemukan jodoh:-(
** lagu ini dipopulerkan oleh rita butarbutar pada awal 90an yang diciptakan oleh pencipta lagu batak dakka hutagalung.
*** paboa ma tu au inang???, apakah memang benar “hangalan: itu ada?, seorang ibu akan memberikan apa yang terbaik untuk anak anaknya……

bj

Written by lagubatak

January 27, 2009 at 2:54 am

Posted in Uncategorized

Tagged with , , ,

Gong Xi Fat Cai

leave a comment »

Tidak ada yang tidak mungkin, dulu waktu saya masih kecil, ada teman marga Sitorus, bapak dan ibunya menurut saya adalah keturunan tionghoa, dan keluarganya masih menganut ajaran ajaran (agama) Budha, tapi mereka sudah membaur dengan batak dan bahkan Bapak kawan ku ini adalah raja hata disetiap pesta marga Sitorus dikampung saya.

Bagi orang batak dan seluruh pengunjung web ini yang merayakan Tahun Baru Imlek, kami mengucapkan :

Gong Xi Fat Cai 2560 / 2009M

Semoga tahun (kerbau) ini, dapat memberikan inspirasi kita kekuatan dan simbol pekerja yang gigih, dapat kita terapkan dalam kehidupan kita dalam tahun ini.

Horas,
bj

Written by lagubatak

January 26, 2009 at 2:43 am

Posted in Uncategorized

Tagged with , ,

Ito Nabasa

with one comment

Ito nabasa
Ito nauli diau
Didia ho
Didia ho dapottonon hu

Pikkir ito
Marbilang bilang ma ho
Hasian
Beha roham dokma hatam
Alusi au

Ref..
Aut na diboto ho ma ilu hu
Nasai maraburan
Aut na diboto o
Ate atekku malala dibagasan

Note : Saya terkesan dengan banyaknya pengunjung yang memperhatikan lagu ini, hampir setiap hari lagu ini ada yang “klik”, maka saya berpendapat bahwa lagu ini cukup berkesan.
sebagai informasi, baru baru ini group simanjuntak stars juga mengeluarkan album dan membawakan lagu ini pada album “parningotan” bersama “juntak stars” side A No.2, memang lagu yang sedap untuk didengar sambil mengenang….

horas,
bj

Written by lagubatak

January 19, 2009 at 9:58 am

Pencipta Lagu Batak

with 4 comments

balgani tangani

balgani tangani

Pencipta Lagu Batak

Iya, sekarang kita mencoba membahas nama-nama para pencipta lagu batak atau kalau halak sileban membilang “songwriters”, entah apalah namanya kalau bahasa jawa, karena kita tidak membahas yang berbau jawa maka saya pun tidak perlu untuk mencari perpadanan bahasa batak dengan bahasa jawa.

Kalau kita mengikuti perjalanan musik batak sampai saat ini, tidak banyak nama yang perlu harus kita ingat untuk mengetahui bagaimana lagu batak itu tercipta dan sampai ke telinga kita, sebut saja lah Nahum Situmorang… khusus nama ini sampai generasi kedua setelah dia, saya tidak akan banyak membahasnya karena mungkin anda sudah lebih tahu banyak dari saya tentang oppung ini dan teman teman-temannya itu (S.Dis, Ismail Hutajulu, Tilhang Gultom, Dll).

Saya ingin berbagi sedikit cerita tentang para pencipta lagu batak yang sekarang sedang aktif (baca : masih hidup) dan berkarya seperti yang lazimnya anda lihat pada cover cover kaset/cd/vcd saat ini.
Saya akan mencoba membagi mereka dalam 2 kategori :

Generasi Senior :
Tagor Tampubolon, Tigor Gipsy Marpaung, Dakka Hutagalung, Anton Siallagan, Iran Ambarita, Bunthora Situmorang, Jack Marpaung, Johny S. Manurung.

Generasi Junior :
Robert Marbun, William Naibaho, Yamin Panjaitan, Gaols Naibaho, Abidin Simamora, Posther Sihotang, Tigor Panjaitan, Sakkan Sihombing, Soritua Manurung, John Ferry Sitanggang, Jennifer Simanjuntak, JoeHarlen Simanjuntak, Mangara T. Manik, Pangihutan Manik, Hady Rumapea, Anton Manik, Tagor Pangaribuan, Fredy Tambunan, Edison (Transaksi) Sibuea, Dll.

Bagaimana mereka berkarya?,
Pada umumnya sama, ada yang berkarya atas tuntutan ilham dan ada juga dengan tuntutan dapur. yang saya maksud dengan tuntutan ilham adalah, seperti biasanya seorang seniman yang berkecimpung dalam penulisan lagu, mereka sangat dekat dan akrab dengan kehidupan masyarakat, apabila dia melihat sesuatu hal yang menurut mereka aneh, katanya jika mereka akan hendak tidur… maka ilham itu akan terus datang menghantui tidur mereka, apabila ilham ini belum direalisasikan dalam bentuk karya lagu, maka mereka tidak bisa tidur dengan nyenyak walau datangnya malam hari (dan malah sering) pagi sekalipun, maka rokok, ballpoint, kertas partitur, gitar, keyborad, recorder adalah teman setia yang mereka andalkan untuk dapat bekerja. Biasanya hasil karya dengan kedatangan ilham seperti ini adalah karya yang dapat dibanggakan dikemudian hari.
Yang tidak masuk akal, jika hal ini yang terjadi umumnya mereka akan menyimpan karyanya sampai pada suatu saat mereka mempunyai kesempatan untuk menjual dengan harga yang kadang tidak masuk akal sehat. Pernah suatu saat sipencipta tertangkap tangan kejatuhan sebuah kertas yang sudah sangat lusuh, ternyata usut punya usut kertas itu adalah sebuah lagu ciptaan yang cukup bagus baik dari cerita dan notasi. Jawaban klise yang didapat bahwa lagu tersebut menunggu sampai ada kesempatan untuk diikutkan dalam sebuah festival lagu batak.

Nah, yang menarik perhatian adalah jika tuntutan itu datangnya dari dapur, biasanya datangnya dari pesanan sang produser yang langsung berhubungan dengan uang tunai, biasanya jika produser ingin membuat suatu produksi, hal yang pertama dilakukan adalah pengumpulan lagu, maka sang produser menghubungi para pencipta untuk menyediakan lagu kepada penyanyi yang telah ditentukan sebelumnya.

Dari sekian nama yang saya sebutkan diatas umumnya sangat piawai untuk membuat lagu sesuai pesanan produser, biasanya mereka akan menanyakan kepada sang pemesan, siapa penyanyi yang akan membawakan lagu pesanan tersebut, alasannya adalah agar mereka dapat membuat notasi dengan formasi jenis suara masing masing, kita tahu dalam lagu batak ada lengkingan khas agar lagu tersebut sedikit menggigit ditelinga.
Setelah mereka mengetahui type vocal yang akan menyanyikan, serta merta dengan hitungan jam, tersebutlah sebuah lagu yang lengkap dengan alunan suara sang pencipta dalam sebuah cassette yang disebut contoh lagu, maka terjadilah transaksinya (situ butuh sini juga butuh). Saya kira semua tindak kehidupan itu sama, jika kita melakukan sesuatu hal dengan terburu buru, maka hasilnya tidak akan maksimal, akur?, kuuuurrr.

Generasi pertama tadi umumnya jauh lebih terkendali dalam hal bernegosiasi dengan para produser atau pemesan lagu, biasanya mereka akan bertanya apakah permintaan lagu tersebut ada pesanan khusus (moral) didalamnya atau cukup mengikuti alur cerita yang ada dalam pikiran sang pencipta tersebut. Kedua system ini juga berlaku penerapan harga yang berbeda.
Sedangkan generasi yang kedua tampaknya masih sporadis dalam menawarkan ide lagu, dengan dilengkapi dengan ‘video clip’ (berupa lips service) tentang cerita lagu dengan maksud untuk menekankan betapa ‘berbedanya’ lagu ciptaannya. Ingat! tidak semua lagu pesanan ini mutlak diterima oleh produser/pemesan, namun harus melalui seleksi yang ditentukan, tapi apabila semua telah terpenuhi maka terjadilah transaksi tadi.

Bahkan dari beberapa pencipta terakhir ada juga yang mempunyai keahlian mencipta lagu dengan system minus one, artinya sipencipta mendengarkan salah satu lagu sebagai referensi, bisa dari lagu barat, batak atau yang lainnya. dari musik tersebut dia hanya melarikan sedikit melody lagu agar tidak sama persis dengan lagu yang sedang didengarkan namun musik dasar (string, bas, drum) boleh sama dari awal lagu sampai akhir.
Contohnya, silahkan dengar lagu Gareja Bolon dan Anak Naburju, hadirkan seorang pemain gitar dan 2 orang penyanyi, satu orang menyanyikan lagu Gareja Bolon dan satu orang lagi menyanyikan Anak Naburju, nikmati kedua lagu tersebut sekaligus bersamaan dengan musik dasar/nada (petikan gitar) yang sama. Saya tidak mengajak anda untuk mengetahui siapa yang mengikuti siapa, tapi kedua lagu tersebut sama sama bagus, banyak lagi lagu yang terlepas dari perhatian karena memang lagu tersebut tidak mencuat kepermukaan.

Sejujurnya, dari penilaian generasi pencipta lagu batak, rasanya kita pantas gamang untuk menyerahkannya kepada para generasi generasi baru saat ini, mengingat minimnya pengetahuan mereka terhadap perbendaharaan ungkapan kata yang baik untuk menggugah perasaan seperti yang telah dilakukan oleh pendahulu mereka. Rasanya sudah waktunya para orang batak (terutama seni bahasa) membuat suatu sumbangsih pemikiran dengan cara mendekatkan diri ke komunitas seniman batak agar mereka lebih bertanggung jawab dengan jalur yang mereka pilih.

horas,
bj

Written by lagubatak

January 17, 2009 at 1:21 am

Boasa Ikkon Pajumpang

with 7 comments

Borngin soada donganki

Tading sasada au disi

Dilage-lage podomanki

Tung dao-dao ho sian au

 

Rurus tarsongon bulung

Russur gulang tu toru

Songon i ma nang rohangku

Bereng au ito da hasian

 

Reff:

Boasa ikkon pajumpang

Hape ikkon marsirang

Boasa ma ho hu tanda

Ndang tardok au sude na hasian

 

Ndang boi huhalupahon

Ndang boi mago sian rohakki

Holan ho do di ngolukku

Nang pe tung dao ho sian au

Written by lagubatak

January 16, 2009 at 2:07 am

Posted in Uncategorized